Kehidupan dan Pertalian

Rumah Orang Sabu

Bagaimana perubahan bentuk rumah bagi orang Sabu dari dulu hingga sekarang? Ternyata ada kisah-kisah menarik dari setiap perubahan rumah orang Sabu!

Ammu Rukole

Keturunan Kika Ga yang bernama Ae Ungu adalah orang pertama yang muncul dari dalam laut dan berniat untuk tinggal di daratan. Ia muncul dari laut yang dinamai U’ba Ae, karena di sanalah Ae datang dari laun menuju ke darat. Awalnya ia tinggal pada sebuah gua yang berada di Loko Wadu Ae (sekarang masuk dalam desa Ledeae). Selama ia tinggal di sana, ia tidak merasa nyaman. Dia sering pulang kembali ke laut. Dalam gua itu, Ae Ungu basah saat hujan datang, dan saat matahari berada di atas ia kepanasn. Saat itu hanya ada kole atau tumbuhan biduri. Ae Ungu akhirnya membuat tempat yang teduh dari rukole atau daun kole. Ammu Rukole (rumah daun biduri) menjadi rumah tempatnya berteduh dari panas dan hujan.

Ammu rukole
Leluhur suku Sabu yang bernama Ae Ungu adalah makhluk laut yang muncul ke darat dan tinggal di Ubba Ae. Ia dipercaya membuat peneduh dari daun biduri (rukole) yang adalah bentuk pertama rumah orang Sabu.

Ammu Due Ai

Ammu Rukole yang dibuat Ae Ungu hanya memiliki satu tiang. Ketika matahari di timur ia harus berlindung dari bagian barat, sebaliknya jika mata hari berada di barat. Saat mata hari menyengat, daun kole akan layu. Dalam perjuangannya untuk bisa hidup lebih baik, Ae Ungu meninggal. Bagian-bagian tubuh Ae Ungu berubah menjadi berbagai jenis tanaman di darat.

Kepalanya Ae Ungu menjadi kelapa yang bertunas. Darahnya menjadi tanaman mengkudu. tarum. Lemaknya menjadi kapas dan bagian kemaluannya menjadi pohon lontar. Bagian kemaluan yang menjadi bagian pohon lontar itu dibuang ke laut oleh orang-orang yang dibawa Ae Ungu dari laut.

Namun, bagian itu dibawa kembali oleh ombak ke pantai. Bagian pohon lontar itu pun kemudian tumbuh dan mengeluarkan daun. Saat itu muncullah seseorang dari dalam laut yang bernaman Rato Rai Da’i. Ia melihat daun lontar yang sudah muncul itu dan menggunakannya untuk membuat atap rumah. Pada saat itu mereka membuat rumah dengan dua sisi atap. Rumah itu disebut Ammu Due Ai.

Ammu due ai
Bagian tubuh Ae Ungu menjelma menjadi berbagai tanaman termasuk tanaman lontar (tuak). Ketika makhluk lain dari laut muncul ke darat -namanya Rato Rai Da’i- , ia membuat rumah dengan dua sisi atap terbuat dari daun lontar (tuak).

Ammu Iki

Pohon lontar tumbuh semakin tinggi dan semakin tua. Daunnya pun sudah berubah bentuk. Daun lontar menjadi semakin lebar, kuat dan banyak jumlahnya. Manusia mulai memikirkan kembali atap buatan Rato Rai. Dengan atap pada dua sisi rumah, penghuni rumah masih belum sepenuhnya terlindungi dari angin. Saat itulah mereka membuat rumah yang dengan atap yang menyerupai perahu terbalik. Atap rumah menutupi segala sisi rumah agar angin tidak masuk dari penjuru mana pun.

Di dalam rumah itu pun terdapat sebuah tiang yang disebut la tarru, bentuknya memang menyerupai kayu salib. Bagian ini merupakan tempat berdiamnya sosok Tuhan yang mengetahui segala jalan keluar permasalahan. Ammu iki adalah rumah yang nyaman dan lengkap. Penghuni tinggal dengan nyaman dan terlindung dari angin maupun segala kuasa jahat. Dalam rumah iki juga terdapat tempat untuk menyimpan segala pusaka penting yang memberikan keamanan bagi penghuni rumah.

Semakin lama manusia menjadi semakin makmur dan kaya, hidupnya nyaman dan senang. Mereka sudah melupakan Rato Rai. Rato Rai melihat dari jauh dan berkata, “Mereka sudah kaya, apa yang kubuat dari awal sudah tidak mereka gunakan lagi.”

ammu iki
Pohon lontar tumbuh semakin tinggi dan semakin tua. Daunnya pun sudah berubah bentuk, semakin lebar dan berjumlah banyak. Saat itulah manusia membuat rumah dengan atap yang menyerupai perahu terbalik. Atap rumah menutupi segala sisi agar angin tidak masuk dari penjuru mana pun.

Ammu Rukoko

Hiduplah seorang bernama Mone Ie (Ama Abba Mone) yang kehilangan anaknya yaitu Abba Mone. Ketika istrinya melahirkan, seseorang menukar anak itu dengan seekor anak anjing. Mone Ie mencari-cari anaknya. Suatu hari Ludji Ae (burung elang) terbang sambil mengatakan, “Itu semua tipu muslihat yang dilakukan saudari istrimu. Ada di sana. Ada di sana,” setelah mengatakan itu Ludji Ae terbang menghilang.

Tak lama kemudian ada tamu yang datang, Lua Rai namanya, ia menyerupai seekor tikus. Mone Ie ingin meminta bantuan Lua Rai untuk menangkap Ludji ae. Lua Rai pun bersedia. Tetapi ia memberikan beberapa syarat. Yang pertama, Mone Ie harus memuji-muji Lua Rai. Pujian itu menyatakan bahwa Lua Rai adalah salah satu orang terbaik yang pernah bertamu ke rumah Mone Ie. Kedua, Lua Rai meminta Mone ia menambahkan kayu Leko (yang menjadi bagian rukoko) pada rumah mereka. Setelah itu bagian atap itu harus ditutup menggunakan daun nahaga rato. Mone Ie menyanggupinya. Rato Rai memandang dari jauh, dan merasa senang karena Lua Rai telah membuat nahaga rato mendapat tempat di pada rumah.

Akhirnya, setelah syarat itu dijalankan. Hujan badai datang dan Ludji Ae berlindung di atap rumah Mone Ie. Pada saat itulah Lua Rai masuk ke dalam sayapnya, dan menggigit sayap Ludji Ae. Ludji Ae tidak bisa terbang kemana-mana. Akhirnya Ludji Ae menceritakan apa yang dilihat dari atas dan membawa Mone Ie bertemu anaknya. Itulah kisah dibuatnya Ammu Rukoko.

ammu rukoko
Rumah ini, pada bagian rukoko, yaitu bagian lancip pada atap, menggunakan daun lontar dari pohon yang berusia muda dan belum mengeluarkan mayang. Ini untuk mengingat jasa leluhud orang Sabu yang bernama Rato Rai.