PUJIAN UNTUK TUAN MADJA
Bala penyakit dikirim Sang Pemilik Tanah –Mone Madja Weo Banni Baku- karena kebahagiaan mudah membuat lupa,
tapi sakit-penyakit membawa peringkatan tentang jasa sang pemilik tanah, yang untuk orang lain ia dicurangi dan kehilangan. Kirimkanlah tanda mata dari tanah yang diambil. Agar ingatan dijaga. Tentang tanah. Tentang asal. Tentang aku. Pertalian.
Setiap tahun, sekitar bulan April-Mei orang Sabu menutup tahun adatnya dengan upacara Hole. Pada saat Hole, orang Sabu membuat ketupat dan perahu. Mereka mengisi ketupat dengan berbagai hasil ladang mereka. Selama hari Hole ada banyak nyanyian pujian dilagukan. Ini juga untuk mengingat janji antara Ludji Riru dan Tuan Madja ketika membentuk Pulau Sabu atau Rai Hawu.
Tuan Madja berkata kepada Ludji, “Kamu harus mengakui dan memuji-muji namaku. Agar tanah yang kamu ambil ini menjadi tanah yang kuat dan makmur. Kamu harus mengakui bahwa tanah yang kamu kumpulkan ini adalah milik-Ku.”
Tuan Madja juga mengatakan, “Kamu tidak akan mengingat saya kalau hidupmu sehat dan selalu senang. Jadi di tanah itu aku akan memberikan sakit-penyakit dan celaka. Dalam kesusahan itulah kamu harus mengingat aku.”
Perjanjian inilah yang membuat orang Sabu membuat perahu atau kowa saat Hole. Kowa Hole yang disiapkan dan diisi dengan hasil ladang dan korban akan dilepaskan ke dalam laut. Upacara ini adalah untuk mengingat Tuan Madja sehingga bala dan celaka bisa dijauhkan dari Rai Hawu