Tenun

Berdasarkan garis keturunan ibu, orang Sabu dapat dibedakan menjadi dua kelompok: hubi ae dan hubi iki.
Bagaimana awal mulanya?

Lau Babo dan Mudji Babo

Miha Ngara dan Alu Ngara memperanakkan seorang anak perempuan bernama Babo Miha. Babo aMiha tinggal bersama-sama dengan ayah dan saudara laki-lakinya, Hawu Miha. Babo Miha memiliki empat orang anak, tiga anak perempuan dan satu anak laki-laki. Anak perempuan tertua dan anak perempuan yang paling kecil sering berselisih. Sementara Alu Babo, saudari yang berada di tengah-tengah cenderung pendiam. Mereka berdua sering bertengkar karena urusan pekerjaan dalam rumah. Terutama dalam hal pekerjaan menenun. Ini membuat saudara laki-laki mereka yang bernama Wunu Babo merasa gusar. Wunu Babo meminta kedua saudarinya untuk berdamai tetapi mereka tidak mau.

Suatu hari Wunu Babo akan memanen pinang dari kebun. Wunu tau bahwa kedua saudarinya itu akan bertengkar meperebutkan pinang yang baru saja dipanennya itu. Mudji Babo menunggunya terlebih dahulu di bawah pohon. Wunu pun bertanya kepada saudarinya itu.
Katanya, “Manakah yang kamu pilih, yang sedikit tapi berbuah besar, atau yang banyak tapi berbuah kecil-kecil? Mudji memilih yang berbuah besar. Setelah itu datanglah Lou. Lou tidak bisa lagi memilih. Yang tersisa untuk Lou adalah rangkai pinang yang banyak tapi berbuah kecil-kecil.

Inilah awal mula pemisahan motif kain antara keturunan Mudji Babo dan Lou Babo. Keturunan Mudji Babo disebut Hubi Ae sedangkan keturunan Lou Babo disebut Hubi iki. Keduanya memiliki cara yang berbeda dalam menyambungkan kain tenun. Hubi Ae menggunakan sambungan (bekka) berwarna merah, dan Hubi Iki menggunakan warna hitam. Mereka juga menggunakan kain dengan motif yang berbeda-beda. Motif Hubi Ae tidak boleh digunakan ataupun dikerjakan oleh keturunan Hubi Iki, demikian pula sebaliknya. Ada wini khusus yang merupakan keturunan Alu Babo yang bebas menggunakan kedua motif.

Keturunan Hubi Ae terdiri dari beberapa wini termasuk wini Ga, wini Make, wini Migi, wini Pudi La Robo, dan wini Pi’i. Motif-motif Hubi Ae antara lain kobe Morena, kobe Molai, Woridi, Wue Djara, Kuma Da, Patola dan lain sebagainya.

Keturunan Hubi Iki terdiri dari 2 wini, yaitu wini Jawu dan wini Putenga. Banyak motif wini Jawu yang boleh digunakan oleh wini Putenga. Tetapi, ada beberapa motif milik wini Putenga yang tidak boleh digunakan oleh wini Jawu. Motif-motif Hubi Ae antara lain bo’I, keware haru, keware wa, kebe’be Raijua, kebe’ba ketupedi, patula, keleku wila boda dan lain sebagainya.