Kelahiran dan Permulaan

Ludji Riru dan Kika Ga

Orang Sabu punya cerita yang indah tentang terbentuknya Pulau Sabu.
Ada dua orang sahabat yang menjadi saudara. Yang satu bernama Ludji. Asalnya dari langit. Yang satunya berasal dari laut, namanya Kika.
Apa hubungan Ludji Riru, Kika Ga dan terbentuknya Rai Hawu?

Pertemuan Ludji Riru dan Lobo Ga

Pada suatu hari Ludji Riru turun dari langit untuk melaut di bumi Rai Wawa. Awalnya ia pergi ke suatu tempat di bagian utara. Tapi di sana tidak ada ikan. Lalu ia pergi ke sebuah tanjung di selatan. Tanjung itu bernama Penyoro Mea. Di sana ia mendapatkan seekor ikan. Saat ia menyimpan ikan tangkapannya ke dalam beka atau wadah anyaman, seorang anak laki-laki muncul dari kejauhan.

“Siapa kamu? Kamu bukan berasal dari sini,” kata orang itu. “Aku Ludji Riru, aku berasal dari langit,” jawab Ludji. “Sekarang perkenalkanlah dirimu,” sambung Ludji. Orang itu menjawab, “Aku Lobo Ga. Aku berasal dari sini. Ini adalah tempatku berjalan-jalan saat mencari makan,” sambung Lobo Ga memperkenalkan diri. Mereka pun saling bercerita dan menjadi dua orang sahabat.

Sebelum Ludji Riru pulang, ia memberikan setengah ikan tangkapannya kepada Lobo Ga. “Kawanku yang baik, ambil saja separuh bagian dari ikan yang kutangkap ini. Sisanya akan kubawa pulang untuk makan bersama Ayahku,” kata Ludji. Lobo Ga merasa senang. Setelah membagi ikan, mereka berdua pun berpisah.

Ludji Riru dan Kika Riru

Setelah terbang ke atas langit, Ludji Riru sampai kepada ayahnya. Ia mengeluarkan sb. Saat melihat ikan yang hanya setengah, ayah Ludji Riru bertanya dengan marah, “Apa yang kamu lakukan? Kenapa ikannya hanya sebelah?” Semula Ludji tidak mengakui perbuatannya. Ia menyembunyikan tentang Lobo Ga, sahabat barunya. Tetapi Riru Bala, ayah Ludji Riru, melihat segala sesuatu yang terjadi dari atas langit. Riru Bala kemudian menyuruh Ludji untuk membawa sahabatnya ke hadapannya.

Ludji kembali turun dari Rai Riru untuk mencari Lobo Ga. Tak berapa lama kemudian, Lobo Ga muncul dengan memegang setengah ekor ikan ditangannya. Ludji segera mengajak Lobo Ga untuk bertemu dengan ayahnya. Ayah Ludji senang melihat Ludji dan Lobo Ga saling bercerita. Ludji tidak lagi kesepian. Sudah ada seseorang yang menemaninya. Riru Bala mengangkat Lobo Ga menjadi anaknya. Oleh sebab itu, nama Lobo Ga berubah menjadi Kika Riru. Riru Bala sekarang mempunyai dua orang anak laki-laki, Ludji Riru dan Kika Riru.

Kika Riru menjadi Kika Ga

Setelah Ludji Riru dan Kika Riru tumbuh dewasa, Riru Bala mulai membagikan harta bendanya. Namun pembagian itu tidak adil. Segala sesuatu yang baik menjadi milik Ludji. Sementara Kika mendapatkan bagian kurang baik. Saat itulah Kika kembali teringat akan kehidupannya di Rai Wawa.

Katanya kepada Ludji, “Aku ingin pulang kembali ke Rai Wawa. Belum pernah aku merasa susah di sana. Jika aku lapar, aku tinggal mencari ikan untuk dimakan.”

Mendengar apa yang dikatakan Kika, Ludji bersedih. Riru Bala menyuruh Ludji untuk mengantarkan Kika kembali ke tempatnya. Ludji pun menjawab dengan sedih, “Bagaimana aku akan melepasnya kembali? Ia datang ke sini karena aku sangat menyukai persahabatanku dengannya.” Mendengar itu, Riru Bala sadar bahwa Ludji Riru sangat mencintai adiknya itu.

Riru Bala berpesan, “Antarlah dia kembali ke Rai Wawa. Jangan pernah kamu meninggalkan dia di jalan. Tapi ingat, sesampainya dia di Rai Wawa, jangan kamu mengganti namanya, karena namanya sudah menjadi Kika.”

Lalu Riru Bala menyampaikan pesannya yang terakhir, “Antarlah adikmu dan buatkanlah untuknya suatu tempat untuk tinggal.” Ludji Riru menanyakan kepada ayahnya dengan cara apa dia harus membuatkan adiknya tempat tinggal. Namun ayahnya hanya berpesan, “Sampai di Rai Wawa nanti, kamu akan tahu caranya.”

Ludji dan Kika turun bersama ke Rai Wawa. Di sana mereka bertemu dengan ibu Kika yang bernama Ga Lou. Ga Lou bertanya, “Dari mana kamu? Kenapa kamu pergi sangat lama?” Kike menceritakan bahwa ia pergi ke atas langit. Ia juga bercertia bahwa ia hampir ingin tinggal di sana. Tetapi kerena mendapat kesusahan, ia mengingat ibunya dan Rai Wawa.

Karena Kika sudah turun kembali pada ibunya, ia harus mengembalikan namanya seperti semula. Tetapi Ludji Riru ingat pesan ayahnya agar nama Kika jangan diganti. Akhirnya, ibu Kika tetap membiarkan nama itu seperti yang diberikan Riru Bala. Tetapi Ga Lou memberikan namanya sebagai nama belakang Kika seperti semula. Kika Riru kini menjadi Kika Ga, artinya Kika anak Ga.

Ludji Riru dan Tuan Madja

Ludji Riru mengatakan kepada Ga Lou bahwa ia ingin tinggal bersama dengan Kika dan ibunya di Rai Wawa. Ia juga mengatakan bahwa ayahnya menyuruhnya membuat sebuah tempat tinggal untuk mereka. Ga Lou menjawab, “Di sini kami tidak memiliki apa-apa. Kami hanya memiliki selembar kain.” Ga Lou kemudian membentangkan kain itu untuk menutupi batu-batu yang terpisahkan air di Penyoro Mea. Saat itulah, Ludji Riru mengerti pesan ayahnya.

Ludji Riru segera terbang berkeliling untuk mengumpulkan tanah. Ia teringat akan sebuah tempat di seberang, di Pulau Raijua. Ia mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit tanah dari bawah kolong rumah Tuan Madja yang dikenal sebagai Madja Mone Weo Banni Baku. Tanah yang dicurinya itu dibawa dengan selembar kain wai mea.

Lama kelamaan tanah yang dicuri Ludji menjadi semakin banyak dan tanah di bawah kolong rumah Madja membentuk lubang yang semakin besar. Tuan Madja bertanya dengan marah kepada penjaga rumahnya. Katanya, “Apa yang terjadi kepada tanah ini? Kenapa tanah ini hilang?” Penjaga rumah itu menjelaskan bahwa ada seekor burung yang setiap hari datang untuk mengambil sedikit demi sedikit tanah itu. Madja memerintahkan penjaga rumahnya untuk menangkap burung itu jika ia hinggap dan mencuri tanah Tuan Madja.

Walaupun awalnya gagal. Tetapi akhirnya Ludji tertangkap. Si penjaga rumah itu membawa Ludji ke hadapan Tuan Madja. Tuan Madja menanyakan kepada Ludji alasannya mencuri tanahnya. Ludji menceritakan alasannya kepada Tuan Madja. Tuan Madja pun mengerti.

Ketika tahu bahwa Ludji Riru bekerja seorang diri, Tuan Madja memberikan kepadanya makhluk-makhluk penolong yang berwujud sama seperti Ludji dan juga seorang istri untuk dibawanya ke Rai Wawa. Tanah yang dicuri Ludji itulah yang kemudian menjadi Rai Hawu. Makhluk-makhluk penolong pemberian Tuan Madja itu membantu Ludji membentuk Rai Hawu. Mereka tinggal bersama-sama dengan Ludji, istrinya, Kika dan Ga Lou di Rai Hawu.